JAKARTA - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memberikan pesan penting bagi generasi muda terkait dunia investasi. Ia menekankan agar para investor pemula tidak terjebak dalam fenomena fear of missing out (FOMO) yang sering membuat orang mengikuti tren tanpa memahami risiko.
Pesan ini disampaikan secara langsung saat Purbaya ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, menekankan pentingnya edukasi sebelum menanamkan modal. Menurut Purbaya, memahami karakteristik instrumen investasi yang dipilih merupakan langkah krusial untuk meraih kesuksesan finansial.
“Jadi kalau mau berinvestasi ya, di instrumen apapun, pelajari instrumen itu apa. Jangan ikut-ikutan orang, jangan FOMO apa, fear of missing out. Pelajari instrumennya apa, mereka pasti berhasil,” ucapnya. Pernyataan ini menegaskan bahwa keputusan investasi yang bijak lahir dari pemahaman, bukan sekadar mengikuti tren.
Pentingnya Kesadaran Finansial Bagi Kaum Perempuan
Selain memberikan saran umum, Purbaya juga menyoroti perilaku finansial kaum perempuan. Ia menekankan pentingnya menyesuaikan pengeluaran dengan kemampuan pribadi dan menghindari utang yang tidak perlu.
“Belanja enggak apa-apa, belanja mau yang mahal, mau yang murah, tapi sesuaikan dengan kantong anda sendiri. Jangan ngutang,” tambahnya. Peringatan ini relevan di tengah budaya konsumtif dan kemudahan akses kredit.
Dengan pengelolaan keuangan yang cermat, kaum perempuan dapat meningkatkan kesejahteraan dan meminimalkan risiko terjerat utang. Edukasi finansial yang tepat menjadi kunci agar setiap keputusan belanja maupun investasi membawa manfaat jangka panjang.
Strategi Fiskal Lebih Menyerang
Dalam kesempatan yang sama, Purbaya membahas filosofi kebijakan fiskalnya yang berbeda dari pendekatan Menteri Keuangan sebelumnya, Sri Mulyani. Ia menggunakan analogi sepakbola untuk menjelaskan prinsip kebijakan fiskal yang diambilnya, menekankan strategi menyerang daripada defensif.
“Saya enggak tau, yang saya tahu beginilah cara menjalankan 'fiscal policy' yang baik. Saya enggak pernah main bola juga, enggak jago,” ujarnya dengan nada ringan. Perumpamaan ini menggambarkan cara berpikirnya dalam mengelola APBN: aktif, proaktif, dan menekankan pemanfaatan sumber daya secara optimal untuk kepentingan publik.
APBN Dirancang Agar Optimal dan Realistis
Purbaya menekankan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dirancang berdasarkan prinsip wajar dan realistis. Ia menegaskan pentingnya menghabiskan alokasi yang sudah dianggarkan agar program pemerintah dapat berjalan efektif.
“Ketika anda punya, anda sudah anggarkan, habisin. Kalau enggak berani enggak habisin, jangan didesain, jangan direncanakan, itu aja,” jelasnya. Prinsip ini menekankan bahwa perencanaan fiskal tidak hanya soal alokasi, tetapi juga implementasi.
Dengan cara ini, setiap anggaran yang direncanakan memiliki dampak nyata bagi masyarakat, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penggunaan dana yang tepat sasaran.
Edukasi Sebagai Fondasi Investasi Bijak
Salah satu pesan utama Purbaya adalah edukasi sebagai fondasi pengambilan keputusan investasi. Investor yang memahami instrumen yang mereka pilih lebih siap menghadapi risiko dan memaksimalkan peluang keuntungan.
Literasi finansial menjadi penopang agar investasi tidak hanya sekadar ikut-ikutan tren, tetapi benar-benar memberikan hasil yang optimal. Purbaya menekankan bahwa kesadaran finansial tidak hanya untuk investor pemula, tetapi berlaku bagi semua lapisan masyarakat.
Pemahaman yang baik mengenai produk keuangan akan menciptakan budaya investasi yang sehat dan berkelanjutan, sekaligus mendorong partisipasi aktif dalam pembangunan ekonomi nasional.
Mengelola Risiko dan Peluang Investasi
Investasi yang sukses tidak hanya ditentukan oleh potensi keuntungan, tetapi juga kemampuan mengelola risiko. Purbaya menyarankan agar setiap investor mempelajari karakteristik produk yang dipilih, termasuk saham, obligasi, dan reksa dana, sebelum menanamkan modal.
Dengan pemahaman ini, investor dapat menyesuaikan strategi dengan profil risiko masing-masing. Ia menekankan pentingnya sikap disiplin dalam mengelola investasi. Terjebak FOMO atau mengikuti tren tanpa pengetahuan cukup dapat menyebabkan kerugian yang seharusnya bisa dihindari. Edukasi dan kesiapan mental menjadi dua faktor penting yang membedakan investor cerdas dari yang hanya ikut-ikutan.
Kebijakan Fiskal Mendukung Stabilitas Ekonomi
Selain pesan tentang investasi, Purbaya juga menekankan bahwa kebijakan fiskal pemerintah dirancang untuk menjaga stabilitas ekonomi. Strategi proaktif yang diterapkan membantu memastikan alokasi anggaran efektif dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
APBN yang digunakan secara optimal diharapkan dapat mendukung pembangunan berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Purbaya menunjukkan bahwa prinsip transparansi dan efisiensi menjadi landasan penting dalam perencanaan fiskal.
Dengan pendekatan ini, setiap kebijakan yang diambil memiliki tujuan jelas dan dapat diukur hasilnya, sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat nyata dari alokasi dana pemerintah.
Bijak dalam Investasi dan Fiskal
Secara keseluruhan, pesan Purbaya menekankan dua hal utama: bijak dalam investasi dan pemanfaatan fiskal yang optimal. Investor muda diimbau untuk tidak FOMO dan memahami instrumen investasi dengan baik sebelum menanam modal.
Sementara itu, kebijakan fiskal yang diterapkan bertujuan agar setiap anggaran digunakan secara efisien dan bermanfaat bagi masyarakat. Kesadaran finansial dan literasi yang baik akan memastikan keputusan investasi dan fiskal membawa hasil positif, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.